When A Man Cried Out Loud


Buat perempuan, menangis itu lebih wajar dan terasa normal, ya nggak sih? Padahal sebenarnya buat lelaki pun sama wajar dan normalnya lho. Tapi mereka punya semacam pride yang menahan mereka untuk menangis nggak sesering perempuan. Itu sebabnya ketika lelaki menangis, melihatnya lebih sakit… lebih berat dan menyesakkan, dibanding tangisan kita, para perempuan.

Gue punya tiga momen yang berat banget untuk gue inget inget tentang menangisnya laki-laki. Pertama, bokap gue. Pertama kalinya dalam hidup, gue liat bokap gue nangis. Engga, dia nggak nangis sesenggukkan kayak gue, yang disuruh makan aja nangis (receh) 😂 Gue saat itu masih kelas 2 SD. Yang gue bisa liat saat itu punggung bokap gue dari kejauhan, entah bagaimana ekspresinya, bokap cuma kelihatan punggungnya sambil memegangi matanya. Momen itu saat bokapnya bokap gue meninggal, iya, eyang kakung gue.

Karena memori yang terbatas, gue gak sampe menangis saat itu. Gue cuma melihat situasi dan kondisi betapa pilunya orang orang di rumah eyangkung saat itu. Semua melingkari jenazah eyang di tengah ruangan, sambil saling mendekatkan diri, menguatkan saat ditinggal sosok bapaknya; tante dan om gue.

Bapak doang yang jauuh menyendiri di belakang rumah eyang, dekat dapur. Beberapa temannya mendekati untuk menguatkan bokap. Tapi bokap sama sekali nggak menoleh ke teman2nya. Ia terus terjatuh pada kesedihannya, sendirian.

Dulu gue merasa biasa aja. Ya jatuhnya bingung sih. Too overwhelmed atas apa yang sedang berlangsung saat itu. Banyak orang yang gak dikenal, yang biasanya kumpul di rumah eyang untuk main dengan para sepupu, tapi hari itu suasananya jadi jauh berbeda. Sekarang kalo diinget lagi… sakit 💔

Dan somehow gue mulai belajar, laki-laki bisa juga menangis, tapi menangisnya gak mau diliat. Gak mau diganggu.

*

Momen kedua. Suami gue. Gue kenal suami gue pada awalnya sebagai pribadi yang ceria, usil, kocak, walaupun terkadang terlihat serius (misalnya saat musyawaroh) tapi mostly orangnya ramah, pembawaannya tenang.

Yang nggak gue sangka2 adalah pengalaman hidupnya, jatuh bangun keluarganya yang gak pernah kebayang sama sekali oleh seorang gue, anak kota yang bisa sekolah swasta dari SD – SMA; yang permasalahan hidup paling sulit cuma karena dijauhin temen, berantem baikan sama temen, milih jurusan sekolah, gak diterima di universitas favorit. Udah, itu aja.

Dia lebih dari itu. Jauh, jauh banget dari apa yang gue alamin. Tapi dia kalem banget sih, waktu cerita pertama kali aja malah bilang, “jangan kaget ya Mit.” Mengandaikannya bahkan dengan sinetron :”D

Dan momen memuncaknya ini pun terjadi. Ketika gue baru menikah, gue lihat dia menangis untuk pertama kalinya, dan ampe 7 tahun menikah belum pernah liat lagi sih; jangan deh ya pak suamik. I want u to be happy (walaupun maksudnya bukan gak boleh sedih2an, but I wish him the best :’) )

Anyway momen menangis ini terjadi ketika dia dikasih wejangan sama Bapak (mertua); dan gue nggak ngerti saat itu bahasanya haha. Tapi ya Bapak selalu nasehatin tentang sholat, ibadah ke Alloh, dan kayaknya yang menurut gue berat ke suamik, adalah ketika Bapak nasehat tentang tanggung jawabnya. Ya sebagai suamik, sebagai anak, sebagai kakak laki-laki pertama dari 6 orang adiknya.. Iya, laki-laki punya sebanyak itu tanggung jawab yang ia emban. Bahkan ketika sudah punya anak, tambah lagi lah pertanggung jawabannya.

Di titik itu, gue ngga bisa mikir dia as a friend lagi. (Lah sebelumnya?) Haha, ya karena kita awalnya bercanda kayak temen banget, sampai awal-awal menikah kadang gue masih mikirnya gue sama dia sejajar aja, kayak temen sekelompok ngerjain tugas gitu lah. Tanggung jawabnya kan sama ya, ke dosen/guru. Menikah ngga segampang itu tugasnya, apalagi suamik. Huehehe.

Oh ya, satu lagi memorable momen; ketika suamik inget ibuk. Ibuk kandungnya 😥

*
Momen ketiga, adalah 27 Januari 2019; ketika WANNA-ONE bubar. /Gubrakk/ jauh amat Mit perbandingan momennya (HAHAHA). Ya berhubung masih satu topik, jadi gapapa lah yah sekalian diceritain.

Ini dia kumpulan para lelaki yang akhirnya melepaskan pride mereka untuk feeling the moment. Mereka adalah boygrup dengan 11 anggota yang hanya dikontrak untuk 1,5 tahun kerjanya sebagai Wanna-One ini. Selama 1,5 tahun perjalanannya, mereka look strong. Walaupun cuma sebagai boygroup yang sebentar, tapi mereka nggak mau nunjukin untuk dikasihani; eh kita cuma sebentar lho di Wanna-One, jadi penampilan seadanya atau mellow2 galau.

Mereka happy banget, latihannya juga keras banget. Mereka showing the best they can do; walaupun jadwal padat merayap, tapi mereka nggak pamer kelelahannya. Bahkan beberapa member ngga mau sedih-sedihan pada awalnya mengingat sebentarnya momen yang akan mereka jalani bareng.

Tapiiiii…. kemudian, di konser terakhir mereka, “Therefore Concert 2019” tawa-tawa mereka yang jadi mood booster gue setaunan, tingkah laku mereka yang ‘bobrok’, tergantikan dengan tangisan pilu, erangan kesedihan yang mereka rasakan, pelukan-pelukan antar member yang saling menguatkan, wajah-wajah memerah yang dibasahi keringat dan air mata… sebagai fans grup idol, baru pertama kali gue sesakit ini.

Awalnya gue mengharapkan mereka cepet udahan, maksudnya biar gue udah gak kepoin mereka lagi (wkwk); tapi begitu mereka bubar beneran… sakit, mak. Gue ngga nyangka aja sih, yang tadinya Ujin, Jiun Baejin, member muda yang lakik dan setrong banget. Nggak mau dianggep adek di Wanna-One; nyatanya mereka yang kemaren paling keras nangisnya di konser itu. Dan mereka yang paling dikuatin sama member lainnya, karena berasa banget yang paling down di antara member lain.

Jaehwan yang alwaaaaaysss ceria dan silly, juga nangisnya kenceng; Hasung yang merhatiin member lain sedih, jadi keliatan makin nyeseknya; Minhyun yang dianggap sebagai kakak laki-laki oleh sebagian member, dan jarang keliatan terharunya.. juga udah gak bisa nahan kesedihannya lagi, nangis tersedu-sedu; iya ekspresi mereka gak bisa gitu aja gue lupain. Padahal ya gue apanya sih ya, haha.

wanna one

Boyss… thank you for showing us your strong side to us. We know that you have some pride to protect. But you have time when you could spill it all out. Don’t forget that you always have precious people beside you.
Yes, us.

Leave a comment